Rabu, 24 Mei 2017

wisata belanja pasar bringharjo

Pasar Beringharjo menjadi sebuah bagian dari Malioboro yang sayang untuk dilewatkan. Bagaimana tidak, pasar ini telah menjadi pusat kegiatan ekonomi selama ratusan tahun dan keberadaannya mempunyai makna filosofis. Pasar yang telah berkali-kali dipugar ini melambangkan tahapan kehidupan manusia yang masih berjuang dengan pemenuhan kebutuhan ekonomi. Selain itu, Beringharjo juga merupakan salah satu pilar 'Catur Tunggal' (terdiri dari Kraton, alun-alun Utara, Kraton, dan pasar Beringharjo) yang melambangkan fungsi ekonomi.

Area pasar Beringharjo awalnya Hutan Beringin. Tidak lama setelah berdirinya Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, tepatnya tahun 1758, wilayah pasar ini digunakan sebagai tempat transaksi ekonomi oleh warga Yogyakarta dan sekitarnya. Ratusan tahun kemudian, pada tahun 1925, maka tempat transaksi ekonomi ini memiliki sebuah bangunan permanen. Nama 'Beringharjo' sendiri diberikan oleh Hamengku Buwono IX, artinya bahwa daerah asli pohon beringin (bering) diharapkan dapat memberikan kesejahteraan (harjo). Sekarang, para wisatawan memaknai pasar ini sebagai menyenangkan belanja.
Bagian depan dan belakang bangunan pasar Barat adalah tempat yang tepat untuk memanjakan lidah dengan pasar makanan ringan. Di sebelah utara bagian depan bisa dijumpai brem bulat dengan tekstur lebih lembut dari brem Madiun dan krasikan (semacam dodol dari tepung beras, gula Jawa, dan hancur wijen). Di Selatan, dapat ditemui bakpia isi kacang hijau biasanya dijual kue yang masih hangat dan basah seperti hung kwe dan nagasari. Sementara bagian belakang umumnya menjual panganan yang tahan seperti ting-ting yang terbuat dari karamel yang dicampur kacang.
Jika Anda ingin membeli batik, Beringharjo adalah tempat terbaik untuk koleksi lengkap batik. Mulai kain batik dan pakaian jadi, Kapas Sutra, dan harga puluhan ribu sampai hampir hampir sejuta tersedia di pasar ini. Koleksi kain batik yang ditemukan di kios pasar Barat Utara. Sementara koleksi baju batik yang ditemukan hampir di seluruh pasar Barat. Selain pakaian batik, kios-kios pasar Barat juga menawarkan baju surjan, blangkon, dan Sarung tenun dan batik. Sandal dan tas yang dijual dengan harga yang rendah dapat ditemukan di sekitar eskalator pasar Barat.
Berjalan ke lantai dua pasar Timur, jangan terkejut jika Anda berbau jejamuan. Tempat ini merupakan pusat dari bahan dasar jamu Jawa dan rempah-rempah. Bahan-bahan herbal yang dijual misalnya kunyit yang biasa digunakan untuk membuat kunyit asam dan temulawak yang digunakan untuk membuat jamu sangat pahit. Rempah-rempah yang ditawarkan adalah jahe (biasa diolah menjadi minuman ronde atau hanya dibakar, direbus dan dicampur gula batu) dan kayu (digunakan untuk memperkaya citarasa minuman seperti jahe, kopi, teh dan kadang-kadang digunakan sebagai pengganti bubuk coklat pada cappucino).
Pasar ini juga adalah tempat yang tepat untuk berburu barang antik. Barang antik yang menjual center terletak di lantai 3 pasar Timur. Dalam tempat itu, Anda dapat menemukan mesin ketik tua, helm buatan tahun 60-an tamu yang memiliki Mika hidung dan sebagainya. Di lantai itu pula, Anda dapat memburu barang kualitas yang digunakan jika Anda ingin. Berbagai macam barang bekas impor seperti Sepatu, tas, dan bahkan pakaian dijual dengan harga jauh lebih murah daripada harga aslinya dengan kualitas yang baik. Tentu butuh kejelian dalam memilih.
Puas sekitar bagian dalam pasar, itu adalah waktu untuk menjelajahi daerah sekitar pasar dengan tawaran yang tidak kalah menarik. Kawasan Lor pasar yang sebelumnya dikenal sebagai desa Chinatown adalah daerah yang paling terkenal. Anda bisa mencari kaset oldies dari musisi tahun 50-an yang jarang ditemui di tempat lain. Selain itu, terdapat juga kerajinan logam berupa patung Budha dalam berbagai posisi. Untuk kolektor uang lama, tempat ini juga menjual uang lama dari berbagai negara, bahkan yang digunakan dalam 30-an.
Jika Haus, meminum es cendol khas Yogyakarta adalah pilihan yang cocok. Es cendol Yogyakarta memiliki rasa yang lebih kaya dari es cendol Banjarnegara dan Bandung. Isinya tidak hanya cendol, tetapi juga cam cau (semacam agar-agar yang terbuat dari cam cau daun) dan cendol yang terbuat dari tepung beras putih. Minuman lain yang tersedia adalah es kelapa muda dengan sirup gula Jawa dan jamu seperti kunyit asam dan beras kencur.
Meski pasar resmi tutup pukul 17.00 WIB, tetapi dinamika pedagang tidak berhenti pada jam itu. Bagian depan pasar masih menawarkan berbagai macam camilan khas. Martabak dengan berbagai isinya, terang bulan yang legit bercampur coklat dan kacang, serta klepon gula Jawa yang lezat isi dapat dibeli setiap sore. Di sekitar 18:00 sampai lewat tengah malam, biasanya ada penjual gudeg di depan pasar yang juga menawarkan kerikil dan oseng-oseng varian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar